
Udara dingin, cuaca panas, debu, dan serbuk bunga dapat memicu munculnya reaksi alergi, seperti gatal-gatal, bentol, dan bersin-bersin. Pada saat gejala-gejala alergi muncul, ada baiknya meminum obat alergi atau antialergi untuk meringankan gejala alergi tersebut.
Obat alergi memiliki banyak jenis. Salah satu obat alergi yang paling sering saya konsumsi adalah CTM atau Ceteme.
Apa itu CTM / Ceteme? Bagaimana cara kerja obat CTM / Ceteme? Bagaimana cara pakainya? Apa saja yang harus diperhatikan sebelum mengonsumsi obat alergi CTM? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan itu, saya akan membahas informasi yang tercantum pada kemasan dua merek obat alergi CTM dari PIM (PT PIM Pharmaceuticals, Pasuruan, Indonesia) dan Ceteme dari CITO (PT Ciubros Farma, Semarang, Indonesia), serta dari sumber-sumber lainnya.
Apa itu CTM / Ceteme?
CTM atau Ceteme adalah singkatan yang sering dipakai untuk menyebut obat Chlorphenamine maleate. Ada pula yang menyebut obat Chlorphenamine maleate dengan nama Ceteem.
Chlorphenamine maleate adalah obat alergi jenis antihistamin H1 yang bekerja dengan cara menghambat kerja histamin (senyawa yang dilepaskan tubuh saat seseorang terpapar pemicu alergi sehingga timbul gejala alergi pada tubuhnya). (Referensi)
Obat CTM dan Ceteme tergolong obat bebas terbatas sehingga memiliki tanda obat lingkaran biru dengan tanda peringatan P. No. 1.
Cara Kerja Obat Chlorphenamine maleate (CTM / Ceteme)
Keterangan pada produk obat CTM dari PIM dan Ceteme dari CITO menyebutkan bahwa Chlorphenamine maleate bekerja secara antagonis kompetitif terhadap efek histamin pada receptor H1. Konsentrasi puncak plasma terjadi setelah 2-3 jam pemberian oral. Ekskresi dalam bentuk tidak berubah melalui urin.
Komposisi
Setiap tablet obat alergi CTM dan Ceteme mengandung Chlorphenamine maleate sebanyak 4 mg.
Indikasi
Obat alergi CTM dan Ceteme (Chlorphenamine maleate) berfungsi untuk meringankan gejala alergi, seperti pada rhinitis, urtikaria (urticaria), dan hay fever.
Kontraindikasi
Hipersensitif terhadap komponen obat ini.
Efek Samping
Obat CTM dan Ceteme memiliki efek samping berupa mulut kering, mengantuk, dan pandangan kabur.
Aturan Pakai
Posologi atau dosis obat CTM dan Ceteme memiliki kesamaan. Hanya ada satu perbedaan dari cara pakai keduanya, yaitu obat alergi CTM dari PIM tidak memiliki keterangan dosis untuk anak-anak usia 2-6 tahun.
Dosis Obat | Keterangan dari: |
---|---|
Dewasa: 3-4 kali sehari 1 tablet | Ceteme dari CITO dan CTM dari PIM |
Anak-anak 6-12 tahun: 3-4 kali sehari ½ tablet | Ceteme dari CITO dan CTM dari PIM |
Anak-anak 2-6 tahun: 3-4 kali sehari ¼ tablet | Ceteme dari CITO |
Peringatan Pemakaian
Obat alergi CTM dan Ceteme memiliki peringatan pemakaian yang harus diperhatikan berikut ini:
- Penderita yang minum obat ini sebaiknya jangan mengendarai kendaraan bermotor atau menjalankan mesin.
- Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui karena risiko efek samping pada bayi.
- Dapat menyebabkan kantuk.
Izin BPOM dan Kehalalan
CTM dari PIM (PT PIM Pharmaceuticals, Pasuruan, Indonesia) memiliki izin BPOM Reg. No. DTL7218907010A1.
Ceteme dari CITO (PT Ciubros Farma, Semarang, Indonesia) memiliki izin BPOM Reg. No. DTL0704002010A1.
Obat CTM dari PIM dan Ceteme dari CITO tidak memiliki tanda halal pada kemasan mereka. Akan tetapi, dari hasil penelusuran di database halal MUI, saya menemukan bahwa obat CTM dari PIM sudah memiliki sertifikat halal MUI dengan nomor sertifikat LPPOM-00140097530719. Untuk produk obat Ceteme dari CITO, saya tidak dapat menemukan keterangan halal dari MUI maupun Halal Indonesia.
Keterangan:
Informasi pada artikel ini berdasarkan informasi yang tertera pada kemasan produk CTM dari PIM dan Ceteme dari CITO yang dibeli pada Januari 2023, serta sumber-sumber lainnya yang telah tercantum pada artikel di atas. Informasi dapat berubah sewaktu-waktu dan penulis tidak dapat selalu menjamin kemutakhiran informasi.