Asam Lambung Naik

0
Updated on 22 August 2015

Diagnosis Asam Lambung Naik

Sekitar pukul setengah satu dini hari tanggal 17 Januari 2013 lalu (bertepatan dengan turunnya hujan deras yang kemudian melumpuhkan Jakarta selama hampir seminggu), ketika saya bersiap-siap tidur, tiba-tiba saya merasa demam tinggi. Awalnya saya kira saya demam biasa karena udara malam itu memang dingin, apalagi hujan turun sangat deras. Semalaman saya bangun berkali-kali karena ketidaknyamanan yang disebabkan oleh demam.

Keesokan harinya badan saya masih terasa tidak nyaman: demam tinggi dan perut terasa begah. Setiap makan, rasanya mau muntah. Kalau berdiri lama, jadi pusing dan mual. Alhasil, perut kosong melompong karena makanan yang sudah masuk pasti keluar lagi, entah langsung setelah makan ataupun beberapa jam kemudian. Kerongkongan pun menjadi panas, seperti orang yang panas dalam.

Saya coba ingat-ingat apa yang saya lakukan kemarin malam sebelum saya tiba-tiba demam. Setelah makan malam, saya langsung tiduran dengan posisi tengkurap sambil berbincang-bincang tentang topik yang cukup membuat stress. Setelah selesai ngobrol, saya tidur terlentang hendak tidur, dan kemudian saya merasa demam (momennya benar-benar bertepatan dengan turunnya hujan).

Setelah saya jelajahi internet, saya coba mendiagnosis sendiri gejala-gejala penyakit yang saya rasakan. Akhirnya saya menyimpulkan bahwa asam lambung saya naik. Hal itu terjadi, terutama, karena langsung tengkurap / terlentang setelah makan sehingga makanan belum sempat turun. Kemudian ditambah lagi stress yang semakin meningkatkan produksi asam lambung.

p.s. Di beberapa artikel yang saya baca di internet tertulis bahwa asam lambung seringkali salah didiagnosis sebagai penyakit paru-paru dan/atau jantung. Itu karena asam lambung yang naik menekan paru-paru dan/atau jantung.

Pengobatan Asam Lambung Naik Secara Tradisional

Pengobatan asam lambung naik secara tradisional tanpa bahan kimia pabrik

Tanpa obat kimia. Ilustrasi (c) dhester

Awalnya saya mau beli obat maag untuk menurunkan asam lambung.  Beberapa orang menyarankan M**anta cair saja biar lebih cepat turun ke lambung. Sebelum beli ke toko, saya coba cek dulu harganya di internet. Di saat mencari harga, saya tidak sengaja masuk ke sebuah blog yang menuliskan efek samping obat tersebut. Efek samping itu katanya tertulis juga di botol obat itu. Efek sampingnya, yaitu: sembelit, diare, mual, dan muntah. Ternyata efek sampingnya juga menyebabkan mual dan muntah seperti gejala yang sedang berusaha saya obati (bagai buah Simalakama! 🙂 ). Kalau harus ditambah diare lagi, saya tidak sanggup. Jadi, saya ambil keputusan tidak jadi membeli obat itu.

Menolak obat pabrikan, saya coba mencari obat tradisional. Dari beberapa artikel di internet, saya mendapatkan beberapa solusinya, yaitu:

  1. Minum minuman jahe tanpa campuran teh, kopi, dan susu. Minuman yang dibuat dari jahe segar lebih baik lagi, tapi yang sudah dalam bentuk sachet-an pabrik juga manjur. Jahe bisa menurunkan sekresi asam lambung selama beberapa jam.
  2. Makan singkong rebus tanpa garam disertai dengan minum madu.
  3. Sering minum air putih. Hindari minum kopi, teh, dan soft drink.
  4. Jangan makan/minum pedas, asam, kurangi garam-garaman.
  5. Jaga kestabilan emosi, perasaan, dan pikiran.
  6. Lakukan olahraga ringan.

Setelah mengikuti beberapa solusi di atas, secara perlahan-lahan kondisi badan saya membaik terus. Selama seharian saya hanya mengisi perut dengan singkong rebus, madu, dan minuman jahe hangat karena memang hanya itu yang tidak membuat saya mual dan muntah. Keesokan harinya, setelah perut tidak terasa sebegah kemarin, saya mulai makan nasi dengan porsi yang sedikiiit sekali, di samping tetap mengkonsumsi singkong rebus, madu, dan minuman jahe. Saya habiskan dengan perlahan-lahan supaya tidak mual. Kalau perut sudah nyaman dengan nasi, sedikit demi sedikit ditambah porsinya sampai ke porsi normal.

 

Sumber:
naturindonesia.com/jahe/khasiat-kahe-merah.html
oncombalebale.tumblr.com/post/4422314076/efek-samping
safuan.wordpress.com/2007/10/10/solusi-penyakit-maag-tanpa-mengobati/

*sanggahan:
Saya bukan seorang dokter. Saya hanya ingin berbagi pengalaman saya ketika menurunkan asam lambung yang sedang tinggi. Jika Anda telah mengikuti cara-cara yang saya tulis di postingan ini namun asam lambung Anda tetap tinggi, mohon segera periksakan diri ke dokter.

0
First published by  on Last Modified on 22 August 2015.

Add A Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *